Bunga Vandalia Bermekaran Pada Panasnya Musim Elektoral

Komite Anti Elektoral (Alek) dihadirkan pada Juni 2018 sebagai komitmen menekuni hobi ngevandal kepada otoritas yang dibenci/elektoralisme.

 

 

Bebungaan itu bermekaran pada angkuhnya dinding-dinding kota yang tegak ditopang kapital. Nan jauh di pusat negara, Komisi Pemilihan Umum dan jajaran elit negara lainnya selalu mewanti-wanti agar Pilkada 2018 & Pemilu 2019 berlaku damai—tanpa chaos atau perpecahan di urat persatuan anak bangsa. Kami tak ambil pusing dengan ujaran lipstick ini.

Bagi kami, kekacauan kewarasan sudahlah nampak sejak lama. Kala kubu Jokowi mulai bertempur sengit dengan kubu Prabowo sejak 2014, tentunya tak mungkin bagi kita berharap penuh adanya kewarasan berbangsa melalui jalan terang pemilu. Bahkan sejak pemilu-pemilu lampau sebelumnya, semua mimpi rakyat cuma dijadikan tipu-tipu gincu. Dari skala daerah hingga nasional, kebanyakan elit elektoral hanyalah monster bergairah darah dengan simpatisannya yang bebal.

Melihat kewarasan jelas tak mungkin diselamatkan melalui jalan kesesatan, kami mulai menebar bunga-bunga indah ini; memekarkannya di sudut-sudut keangkuhan ruangan yang membeku-bisu sebab para insan penghuninya sudah tiap hari kelelahan dihisap monster-monster dogma bahwa di antara kita musti dipastikan adanya elit berkuasa. Saat mereka yang dihisap sedang terlelap, kami bergerilya membikin taman-taman baru—yang mungkin bisa menjadi sekadar hiburan atau sebagai gambar penyaji pandangan baru.

 

Kami sadar aksi kami tak gagah—dan memang tak mencoba menjadi sok gagah ala parade Kiri yang memuja kuasa/politik alternatif sambil onani ke dinding negara. Dan, inilah album kami; karya gegabah Komite Anti Elektoral yang hanya mengandalkan modal nekat nurani dan tak apa bila sangat jarang diapresiasi. Akan selalu kami ingat, kenangan ini pernah membentang di: Banjarnegara, Cilacap, Jogja, Klaten, Semarang, Malang, Bekasi, & Bandung.

*) Album ini milik Komite Anti Elektoral (yang juga ber-side job sebagai Front Vandal Nusantara). Komite Alek dan FVN kini sudah tidak lagi mengada sebagai identitas namun roh vandalismenya diusahakan tidak pudar dari peredaran.